Langsung ke konten utama

Trombosis

 Trombosis

2.8.1 Definisi 

  • Trombosis adalah peristiwa aktivasi pembuluh darah yang tidak tepat dalam pembuluh darah yang tidak mengalami jejas atau merupakan oklusi trombotik pembuluh darah setelah terjadi jejas yang relatif ringan (Mitchel,et al, 2009).

  • Trombus sendiri merupakan bekuan darah terdiri atas unsur-unsur darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah waktu orang masih hidup (Pringgoutomo, Himawan, dan Tjarta, 2002).

2.8.2 Etiologi 

  • Terjadinya jejas endotel

Mekanismenya adalah :

Trombosit akan melekat pada endotel yang luka yang kemudian menyebabkan trombosit akan semakin bertambah jumlahnya sampai akhirnya trombosit menempel satu sama lain. Endotel yang mengalami jejas pun dapat menghasilkan factor prokoagulan dalam jumlah besar dan efektor antikoagulan dalam jumlah yang lebih kecil. Kedua hal tersebut akan menyebabkan terjadinya bekuan darah (trombus) yang semakin luas.

  • Perubahan pada aliran darah normal

Perubahan aliran darah normal (aliran laminar) menjadi aliran turbulensi dapat menyebabkan thrombosis arteri dan thrombosis kardiak karena menyebabkan cidera pada lapisan endotel. Aliran laminar sendiri adalah aliran darah yang mengalir pada bagian tengah dari pembuluh darah yang dipisahkan oleh suatu zona jernih plasma yang bergerak lebih lambat, sedangkan aliran turbulensi adalah aliran darah dalam arteri yang mengalir ke segala arah, misalnya pada jantung dalam proses pemompaan. Perubahan aliran darah ini akan menyebabkan komponen darah menyatu dan saling menempel, sehingga terbentuk thrombus (bekuan darah).

  • Hiperkoagulabilitas

Hal ini biasanya terjadi karena faktor genetik dimana seseorang memiliki faktor pembeku yang tinggi dalam darahnya.

  • Perubahan dinding pembuluh

Faktor predisposisi dari penyebab timbulnya trombus ini adalah adanya radang pada pembuluh darah.

  • Perubahan komposisi darah

Faktor predisposisi dari penyebab timbulnya trombus ini adalah ketika tingkat kekentalan (hiperviskositas) darah seseorang meningkat.

2.8.3 Klasifikasi


Trombosis Jantung/Arteri

Trombosis Vena

Terjadi di dalam

Pembuluh jantung/arteri

Pembuluh vena

Morfologi

  • Dimulai pada tempat terjadinya cidera endotel (aterosklerotik) karena aliran turbulensi

  • Tumbuh retrograd (mundur) dari titik perlekatannya

  • Jika terjadi di aorta akan menimbulkan garis zahn (lapisan silih berganti antara trombosit dan fibrin yang berwarna pucat

  • Menyumbat

  • Berwarna putih kelabu dan mudah pecah (anyaman trombosit, fibrin, eritrosit dan leukosit yang berdegenerasi). Sehingga disebut trombus putih


  • Terjadi pada tempat stasis

  • Tumbuh ke arah aliran darah

  • Bagian belakang tidak menempel kuat sehingga bisa menjadi embolus

  • Menyerupai gumpalan darah stasis (lapisan iregular yang agak tidak normal)

  • Hampir akan menyumbat karena memanjang mengisi pembuluh vena

  • Mengandung eritrosit lebih banyak karena berada pada aliran lambat. Sehingga disebut trombus merah


Akibat yang ditimbulkan

  • Iskemia (berkurangnya aliran darah pada pembuluh darah jaringan tertentu)

  • Stroke (serangan pada otak yang timbulnya mendadak)

  • Infark miokardial (kematian jaringan pada otot jantung)

  • Edema (pembekakan akibat akumulasi cairan yang berlebihan di dalam jaringan tubuh)

  • Emboli

  • Terganggunya pembuangan sisa metabolisme yang mengakibatkan aliran darah tidak lancar, sehingga pembuangan juga terhambat


2.8.4 Pemulihan

Untuk trombus yang baru terbentuk dapat dilakukan upaya peleburan atau pelarutan benang-benang fibrin, sehingga nantinya trombus dapat lebur atau bisa juga disebut upaya aktivitas fibrinolisis. Sedangkan untuk trombus yang sudah lama terbentuk dapat dilakukan upaya organisasi dan rekanalisasi.

2.8.4.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Pemulihan dari Trombosis

  • Trombolitik

Faktor ini meliputi streptokinase, urokinase, alteplase dan reteplase yang berguna untuk melarutkan gumpalan trombosit

  • Heparin

Faktor ini berfungsi untuk menghambat sintesis trombin dan mencegah pembentukan fibrin stabil dengan mencegah perubahan fibrinogen menjadi fibrin dan menghambat aktivasi faktor pembekuan darah.

  • Antikoagulan oral

Faktor ini berguna untuk menurunkan aktivasi faktor pembekuan darah (faktor II, VII, IX, X)

  • Anti platelet agregasi

Salah satu contoh dari faktor ini adalah aspirin dimana fungsinya sebagai penghambat proses penempelan antar trombosit, sehingga mampu mencegah pembekuan darah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal