Dimensi (S) Sensing/Intuition (N)
Dimensi sensing dan dimensi intuition membicarakan tentang jenis yang mudah ditangkap oleh seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan kedua pendekatan itu terhadap informasi. Akan tetapi, setiap orang berbeda-beda ada yang cenderung lebih memilih, lebih mudah, atau lebih merasa nyaman menggunakan yang satu daripada yang lain dan secara alamiah lebih mudah menggunakan satu pendekatan daripada yang lain.
Ada orang yang memiliki kemampuan lebih mudah menangkap informasi melalui pancainderanya. Seseorang yang lebih mudah menangkap informasi melalui pancainderanya biasanya cukup cermat dengan fakta-fakta, namun harus berusaha dengan keras saat mencari makna ‘di belakang’ fakta tersebut. Kecenderungan ini disebut sensing. Orang-orang yang memiliki kecenderungan sensing disebut sensors. Sensing di dalam MBTI ditulis dengan inisial (S).
Ciri-ciri seseorang kecenderungan sensing adalah percaya pada apa yang pasti dan konkret, menyukai ide baru hanya bila bisa digunakan dengan praktis, menghargai sesuatu yang realisme dan akal sehat, senang menggunakan dan mengasah keterampilan yang sudah dimiliki, cenderung spesifik dan harfiah, mengajukan informasi dengan cara step-by-step, dan berorientasi pada masa kini.
Ada pula orang yang lebih tertarik pada arti dari sebuah fakta dibandingkan fakta-faktanya sendiri. Seorang intuition biasanya cepat menangkap makna dari sebuah fakta, namun harus hati-hati saat menangkap fakta dengan inderanya, karena kurang jeli dan kadang keliru. Orang-orang yang memiliki kecenderungan intuition disebut intuitives. Intuition dalam MBTI ditulis dengan inisial (N).
Ciri-ciri seseorang kecenderungan intuition adalah percaya pada inspirasi dan inference, menyukai ide baru dan konsep-konsep, menghargai imajinasi dan inovasi, senang mempelajari keterampilan baru, cenderung general dan figuratif, mengajukan informasi secara umum dan garis besar, dan berorientasi pada masa depan.
Dengan melihat ciri-ciri dari sensors dan intuitives, kita dapat mengenali kecenderungan yang ada pada diri kita. Kita juga dapat mengira-ngira tipe kepribadian kita cenderung sensors atau intuitives. Kerjasama antara sensors dan intuitives adalah yang terbaik, walaupun ada hal-hal yang lebih mudah dipelajari dengan menggunakan indera dan yang lain lebih mudah dipelajari melalui intuisi.
Dimensi (T) Thinking/Feeling (F)
Dimensi thinking dan dimensi feeling berkaitan dengan cara seseorang mengambil keputusan. Orang-orang yang cenderung thinking di dalam MBTI ditulis dengan inisial (T) dah orang-orang yang memiliki kecenderungan feeling di dalam MBTI ditulis dengan inisial (F).
Orang-orang yang memiliki kecenderungan thinking biasa disebut dengan thinkers. Mereka biasanya berpikir panjang dalam mengambil sebuah keputusan: benar salahnya, baik buruknya, untung ruginya, aturan-aturannya, semua itu dipikirkan dan dianalisis dengan cermat. Setelah sudah pasti, barulah ia menetapkan keputusan apa yang akan diambilnya. Thinkers biasanya bersikukuh dengan satu hukum atau aturan yang berlaku bagi semua.
Ciri-ciri seseorang memiliki kecenderungan thinkers adalah saat akan memutuskan sesuatu melangkah mundur, menghargai logika, hukum, dan keadilan, mudah menangkap kesalahan dan kecenderungan kritis, bisa tampak tidak berperasaan , tidak peka dan tidak peduli, menganggap lebih penting kebenaran daripada memikirkan cara menyampaikannya, menganggap perasaan hanya shahih bila logis, dan dimotivasi oleh keinginan berprestasi dan berhasil.
Orang-orang yang memilii kecenderungan feeling sangat berbeda dengan orang-orang yang memiliki kecenderungan thinking. Orang-orang yang memiliki kecenderungan feeling sangat peka terhadap perasaan-perasaan orang lain. Sebuah keputusan diambil setalah memperhitungkan apa dampaknya bagi orang lain dan lebih mengikuti suara hatinya daripada pikirannya. Oleh karena itu, feelers dapat menerima kekecualian perlakuan dari orang lain. Orang-orang yang memiliki kecenderungan feeling disebut feelers.
Ciri-ciri seseorang memiliki kecenderungan feelers adalah saat akan memutuskan sesuatu melangkah ke depan, menghargai empati dan harmoni, seka menyenangkan hati orang lain dan mudah menghargai orang lain, bisa terlihat terlalu emosional, tidak logis, dan lemah, menganggap perasaan itu shahih, masuk akal ataupun tidak, dan dimotivasioleh keinginan untuk dihargai oleh orang lain.
Dengan melihat ciri-ciri dari thinkers dan feelers, kita dapat mengenali kecenderungan yang ada pada diri kita. Kita juga dapat mengira-ngira tipe kepribadian kita cenderung thinkers atau feelers.
Dimensi (J) Judging/Perceiving (P)
Dimensi keempat yang akan dibahas adalah dimensi Judging dan Perceiving. Dimensi ini membahas mengenai gaya hidup seseorang. Orang-orang yang cenderung Judging di dalam MBTI ditulis dengan inisial (J) dan orang-orang yang cenderung Perceiving di dalam MBTI ditulis dengan inisial (P).
Ada orang yang suka hidup dengan cara sistematis dan teratur. Mereka cenderung hidup secara teratur dan lebih suka apabila kehidupannya terstruktur dengan jelas. Mereka juga senang mengambil keputusan. Orang-orang ini termasuk dalam kecenderungan Judging yang disebut judgers. Judgers mencari keteraturan dan senang mengendalikan hidupnya.
Ciri-ciri seseorang memiliki kecenderungan Judgers adalah paling bahagia bila keputusan sudah dibuat, memiliki ‘etika kerja’ (kerja dulu, bermain kemudian), menetapkan sasaran dan berusaha untuk mencapainya, lebih suka megetahui apa yang akan dihadapinya terlebih dahulu kemudian baru bertindak, lebih berorientasi pada produk (penekanan pada penyelesaian tugas), mendapatkan kepuasan dalam menyelesaikan proyek, dan melihat waktu sebagai sumber daya yang pasti dan serius menanggapi tenggang waktu.
Ada pula orang yang lebih spontan. Orang-orang ini termasuk dalam kecenderungan Perceiving yang disebut Perceivers. Seorang perceivers lebih suka hidup secara spontan dan lebih menyukai kehidupan yang luwes. Mereka menyukai berbagai kemungkinan dan lebih suka mencari apa makna dari kehidupan daripada mengendalikannya.
Ciri-ciri seseorang memiliki kecenderungan perceivers adalah perceivers paling senang meninggalkan pilihan yang terbuka, memiliki ‘etika bermain’ (nikmati hidup sekarang, menyelesaikan tugas nanti), mengganti-ganti sasaran bila mendapat informasi baru, suka beradaptasi pada situasi baru bertindak sambil mempelajari situasi, lebih berorientasi pada proses (penekanan pada bagaimana menyelesaikan tugas), mendapatkan kepuasan dari memulai proyek, dan melihat waktu sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui dan melihatr tenggang waktu sebagai elastik (‘jam karet’).
Dengan melihat ciri-ciri dari judgers dan perceivers, kita dapat mengenali kecenderungan yang ada pada diri kita. Kita juga dapat mengira-ngira tipe kepribadian kita cenderung judgers atau perceivers.
Baron, Reene. (1998). What Type am I? Discover Who You Really Are. New York: Penguin Books.
Singgih, Evita E. Dkk. (2013). Buku Ajar II Manusia sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia
Komentar
Posting Komentar