Langsung ke konten utama

Pemulihan Luka dengan Intensi Primer dan Intensi Sekunder

 

Pemulihan Luka dengan Intensi Primer 


Pemulihan luka dengan intensi primer terjadi ketika permukaan jaringan dalam keadaan saling mendekati (luka tertutup) dan mengalami kehilangan jaringan yang minimal atau bahkan  tidak terdapat kehilangan jaringan. Proses pemulihan luka dengan intensi primer dimulai tepat setelah luka terjadi. Mula-mula tepi luka disatukan oleh bekuan darah setelah itu akan terjadi peradangan akut pada tepi luka dan sel-sel radang. Respons protektif oleh jaringan hidup yang ditimbulkan oleh kerusakan jaringan karena luka ini membuat sel makrofag memasuki bekuan darah dan mulai menghancurkan, mengurangi atau mengurung agen jejas dan jaringan yang cedera. Setelah peradangan akut jaringan granulasi kearah dalam pada daerah yang sebelumnya ditempati oleh bekuan-bekuan darah. Saat proses tersebut terjadi, epitel permukaan di bagian tepi mulai melakukan regenerasi, dan dalam waktu beberapa hari lapisan epitel yang tipis terbentuk hingga menutupi permukaan luka. Seiring dengan jaringan parut di bawahnya menjadi matang, epitel ini juga menebal dan matang, hingga menyerupai kulit di sekitar permukaan lupa. Hasilnya adalah terbentuk kembali permukaan kulit dan dasar jaringan parut yang tidak nyata atau hanya terlihat sebagai satu garis yang menebal.Description: Description: pemulihan luka



Pemulihan Luka dengan Intensi Sekunder 


Description: Description: pemulihan luka

Pola penyembuhan ini terjadi jika kulit yang mengalami luka sedemikian rupa sehingga tepinya tidak dapat saling didekatkan selama proses penyembuhan. Ini bisa disebabkan karena adanya luka yang melibatkan kehilangan jaringan yang cukup banyak. Proses pemulihan luka dengan intensi sekunder secara kualitatif identik dengan proses pemulihan luka primer, perbedaan yaitu hanya lebih banyak jaringan granulasi yang terbentuk, dan biasanya terbentuk jaringan parut yang lebih luas. Sehingga seluruh proses tersebut memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama daripada pemulihan luka dengan intensi primer.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal