Langsung ke konten utama

Edema

 2.4  Edema

2.4.1 Definisi

Penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau didalam berbagai rongga tubuh, yang terjadi akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh antara lain : gangguan hemodinamik sistem kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta berpindahnya air dari intravaskuler ke interstitinum (Sudodo, 2006). 

2.4.2 Etiologi

  • Edema peradangan (eksudat tinggi protein )= berat jenia > 1,20. 

Penyebab : peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan pertukaran natrium/ keseimbangan elektrolit. 

  • Edema non radang (transudat rendah protein) =berat jenis < 1, 15 dan mengandung sedikit protein. Penyebab: 

  1. Penurunan tekanan osmotik koloid yaitu jika protein plasma di dalam darah menipis, dan kekuatan ke dalam menurun, sehingga memungkinkan gerakan ke dalam jaringan dapat menimbulkan akumulasi cairan dalam jaringan dengan penemuan volume plasma sentral.

  2. peningkatan tekanan hidrostatik kapiler, penyebab umumnya adalah gagal jantung kongestif yaitu kegagalan pompa jantung, saat jantung gagal memompa darah , darah akan berbendung pada sistem vena dan pada saat yang bersamaan volume darah pada arteri mulai berkurang

  3. peningkatan permeabilitas kapiler, adakalanya kerusakan langsung pada pembuluh darah seperti pada trauma dan luka bakar dapat menyebabkan perningkatan permeabilitas hubungan endotelium

  4. peningkatan obstruksi limfatik, penyebabnya bisa karena terapi radiasi, trauma, metastatis keganasan dan infamasi . dan bisa saja menybabkan edema lokal.

  5. kelebihan natrium dan air tubuh. Biasa diakibatkan pada gagal jantung kongestif. Volume plasma mneingkat begitu juga denagn kapiler intravaskuker vena

2.4.3 Klasifikasi

  1. Edema pitting, yaitu ketika akumulasi cairan interstisial melebihi kapasitas gel jaringan, cairan dalam jaringan bergerak, yang dapat dipindah-pindahakan dengan cara menekan menggunakan jari-jari. Bisanya setelah jari dipindahkan maka akan timbul lekukan.

  2. Edema non pitting, merupakan sebuh kondisi dimana beberapa protein telah terakumulasi didalam tissue space dan mengalami pembekuan. Bisanya bagian ini bersifat kkeras dan kehitaman dengan dermatitis yang bersifat progresif menuju ke statis.

  3. Akumulasi cairan didalam rongga-rongga yang memproduksi serum, yaitu adanya akumulasi proses peradangan terhadap cairan yang memancar berkaitan dengan vasolidatasi didalam potential spaces.

2.4.4 Tanda dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala edema meliputi:

  • Pembengkakan jaringan langsung di bawah kulit

  • Kulit meregang

  • Kulit yang mempertahankan lesung setelah ditekan selama beberapa detik

  • Ukuran perut meningkat

Edema dapat merupakan efek samping dari beberapa obat, termasuk:

  • Obat yang membuka pembuluh darah

  • Penghalang saluran kalsium

  • Obat anti-peradangan non-steroid (NSAID)

  • Estrogen

  • Obat diabetes tertentu yang disebut thiazolidinediones

Akan tetapi, dalam beberapa kasus edema mungkin menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius. Penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan edema meliputi:

  • Gagal jantung kongestif

  • Sirosis

  • Penyakit ginjal

  • Kerusakan ginjal

  • Vena tungkai kaki lemah (chronic venous insufficiency)

  • Sistem limfatik tidak memadai

2.4.5 Efek

  1. Edema otak  dan paru mnyebabkan kondisi yang mengacam hidup akut

  2. Edema pada wajah dapat memebatasi bukaan pelupuk mata

  3. Edema pada kaki dan lainnya menimbulkan masalah dalam memeperoleh sepatu dan pakaian yang sesuai 

  4. Edema pada jaringan umumnya lebih peka terhap luka dan pengembangan kerusakan jaringan ischemia.

2.4.6 Pemulihan

Terapi edema harus mencakup penyebab yang mendasarinya yang reversible (jika memungkinkan), pengurangan sodium haru  s di lakukan untuk meminimalisir retensi air. Tidak semua pasien penderita edema memerlukan terrapin farmakologik. Terapi pada pasien non farmakologik : mengurangi asupan natrium (kurang dari jumlah yang diekskresi oleh ginjal).  Menaikkan kaki di atas level dari atrium kiri. Pada kondisis tertentu deuretik harus diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal