Perdarahan (hemoragi) adalah kehilangan darah dari pembuluh darah yang terjadi dengan cepat karena kerusakan pembuluh darah. Pada perdarahan terjadi beberapa tanda-tanda vital diantaranya, peningkatan denyut nadi apikal tetapi lemah, penurunan tekanan darah, kulit dingin, lemas dan gelisah, haus, dan pupil sama dan respon terhadap cahaya berlangsung sangat lambat. Perdarahan dapat menyebabkan shock hipovolemik disertai dengan takikardia, hipertensi, napas cepat, pucat, berkeringat, oliguria, dan gelisah.
Ada beberapa penyebab perdarahan, yaitu :
Pascaoperasi
Kurang vitamin K, kankerparu, dan penyakit organ hati
Luka tembakan, lukatusukan, cedera, danlecet
Terlalu sering menggunakan sinar radiasi.
Memar, laserasi, obat pengencer darah, abstruksi usus, antibiotik yang dipakai terus-menerus
Perdarahan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu berdasarkan letak pembuluh darah. Berdasarkan letak pembuluh darah yang mengalami kerusakan perdarahan dibagi menjadi perdarahan luar dan perdarahan dalam. Perdarahan luar dibagi menjadi perdarahan pada pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Perdarahan pada pembuluh darah arteri darah berwarna lebih terang yaitu merah muda dan alirannya memancar dari tubuh yang terluka yang menyebabkan darah terpompa keluar tubuh dengan kecepatan yang melebihi kecepatan rata-rata aliran darah sesuai dengan irama jantung, dan biasanya perdarahan sukar untuk dihentikan. Perdarahan yang terjadi pada pembuluh darah vena darah yang mengalir berwarna delap yaitu merah tua, pancaran darah tidak begitu hebat seperti pada perdarahan arteri dan mudah dihentikan dengan cara menekan ataupun meninggikan posisi anggota badan yang luka lebih tinggi dari posisi jantung. Perdarahan yang terjadi pada pembuluh darah kapiler darah mengalir tidak terlalu hebat dengan keluar perlahan-lahan dan aliran darah dapat berhenti dengan sendirinya dengan perawatan luka biasa. Pada perdarahan dalam perdarahan terjadi pada rongga dada, rongga tengkorak, dan rongga perut. Penyebab perdarahan dalam dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, pukulan keras ataupun terbentur, luka tusuk, luka tembak, pecahnya pembuluh darah karena suatu penyakit, dan robeknya pembuluh darah karena terkena ujung tulang yang patah.
Selain berdasarkan letak pembuluh darah, perdarahan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu perdarahan dibagi menjadi perdarahan primer, perdarahan sekunder, dan perdarahan reaksioner. Perdarahan primer terjadi saat cedera atau operasi. Perdarahan sekunder tetjadi dalam beberapa hari cedera atau operasi dan menyebabkan sepsis (peradangan karena respon imun yang luar biasa terhadap infeksi). Perdarahan reaksioner terjadi dalam rentang waktu 24 jam setelah cedera atau operasi.
Dalam perdarahan, kehilangan darah minimal sampai 10% dari volume darah total di tubuh tidak menimbulkan perubahan pada tekanan darah maupun curah jantung, tetapi apabila darah mengalami kehilangan sampai 45% dari volume darah total di tubuh dapat menyebabkan penurunan tekanan darah maupun curah jantung sampai angka nol.
Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan, berikut akan dipaparkan mengenai teknik penghentian perdarahan. Pada perdarahan yang terjadi pada perdarahan luar penghentian perdarahan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada luka menggunakan tangan atau pembalut (kain kasa steril atau sapu tangan bersih), penekanan pada sumber perdarahan yang dapat ditekan melalui arteri temporalis superficial, arteri facialis, arteri carotis communis, arteri sub clavia, arteri brachialis, dan arteri femoralis. Perdarahan pada bagian luar juga dapat dilakukan dengan torniket, teknik elevasi dengan mengangkat bagian yang luka sehingga lebih tinggi dari jantung, teknik pengkleman dengan memasang klem, teknik ligasi dengan penjepitan klem pada daerah yang masih terjadi perdarahan, dan immobilisasi dengan sedikit gerakan anggota tubuh yang luka. Pada perdarahan yang terjadi pada perdarahan dalam penghentian perdarahan dapat dilakukan dengan R - rest melaui pengistirahatan untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut, I – Icc melalui terapi ringan untuk meredkan rasa nyeri, C – Compression melalui penekanan atau balut tekan untuk mengurangi pembengkakan jaringan dan perdarahan lebih lanjut, E – Elevation melalui peninggian daerah cedera untuk mengurangi edema dan rasa nyeri, dan dengan melalui resusitasi cairan.
Komentar
Posting Komentar