Langsung ke konten utama

Iskemia

 Iskemia

2.10.1 Definisi 

Menurut artikel di sebuah website yang disponsori oleh Penyakit Jantung Dalam Kehamilan, sistem hemodinamik menggambarkan hubungan antara tekanan darah, curah jantung dan resistensi vaskuler. Terdapat beberapa gangguan hemodinamik yang dialami oleh tubuh manusia selama rentang kehidupan. Contohnya iskemia, infark, syok, dehidrasi, dan lain sebagainya. Dalam suatu website dari Kamus Kesehatan: Definisi Iskemia, iskemia merupakan berkurangnya suplai darah ke jaringan karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah pada bagian tertentu. Pembuluh darah pada hakikatnya dikontrol dalam suatu mekanisme kompleks. Aktivitas sistem saraf simpatis berperan terhadap kontrol tonus pembuluh darah yang dikoordinasi secara sentral dan bekerja untuk mempertahankan tekanan darah arteri yang konstan (Aaronson & Ward, 2010). Namun akibat terjadinya iskemia, daerah yang terganggu tersebut akan mengalami kekurangan zat makanan, terutama oksigen, yang disertai dengan penimbunan hasil-hasil metabolisme, degenerasi, atrofi dan ulserasi. 

2.10.2 Etiologi Iskemia

Iskemia pada umumnya dapat disebabkan karena adanya arteriosklerosis, trombisis atau embolisme, tekanan eksternal arteri, dan penyempitan arteri. Iskemia menyerang organ vital dalam tubuh manusia, sehingga penamaannya disesuaikan dengan organ yang diserang. Penamaan iskemia yang disesuaikan dengan organ, menyebabkan iskemia tidak dapat di klasifikasikan secara pasti. Namun pada umumnya, otak, jantung, dan usus, ginjal merupakan beberapa organ yang terserang iskemia.

2.10.3 Klasifikasi

2.10.3.1 Iskemia Miokardium (Jantung)

Menurut Sherwood (2009), “iskemia miokardium adalah kurang memadainya penyaluran darah beroksigen ke jaringan jantung”. Dengan mengenali dan menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung) dari gelombang EKG, iskemia dapat terdeteksi. Kematian atau nekrosis sel otot jantung terjadi ketika pembuluh darah yang memasok bagian jantung tersebut tersumbat atau pecah. Keadaan ini adalah suatu infark miokardium akut, yang umum dikenal sebagai serangan jantung. Iskemia yang terjadi pada jantung dapat disebabkan oleh adanya sumbatan parsial pembuluh darah ke jantung, kebiasaan merikok, penyakit diabetes militus, dan kadar kolesterol yang tinggi.

Arif memaparkan bahwa “iskemik miokard postoperatif merupakan prediksi terbaik morbiditas dan mortalitas jantung jangka panjang dan merupakan faktor resiko untuk mengalami gangguan jantung yang lebih dini (seperti MI, angina tdk stabil, gagal jantung kongestif) oleh faktor sembilan” (493-494). Iskemik miokard postoperatif juga meningkatkan kemungkinan jangka panjang (30 hari sampai 2 tahun) terjadinya kelainan jantung (angina tidak stabil, MI nonfatal, kegagalan jantung, operasi revaskularisasi koroner) sebesar 2,2 kalilipat dibanding yang tidak mengalami iskemik miokard postoperatif. Di rumah sakit, iskemik miokard postoperatif dengan riwayat kelainan jantung sebelumnya ditemukan pada kurang lebih 70% pasien. Iskemik ini cenderung ditemukan pada hari atau sehari setelah operasi, dengan sebagian besar episode iskemik sudah dimulai pada akhir operasi dan bangun dari anestesi. Lebih dari 90 % episode iskemik miokard postoperatif tidak terdeteksi. Perubahan segmen ST postoperatif hampir semuanya memberikan gambaran depresi dan bukan elevasi. Hubungan antara perubahan hemodinamik jangka pendek dan angka kejadian iskemik miokard postopertaif masih diperdebatkan. Umumnya tidak ditemukan hubungan antara perubahan denyut jantung dan perubahan segmen ST paska operasi maupun pelepasan troponin. Dengan kata lain, denyut jantung bukan prediktor yang berdiri sendiri pada depresi segmen ST pasca operasi maupun pelepasan troponin.

2.10.3.2 Iskemia Serebrum

Iskemia serebrum merupakan iskemia yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah yang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit; apabila melebihi beberapa menit akan terjadi infark jaringan otak.

  1. Iskemia Usus

Iskemia usus merupakan iskemia yang terjadi pada organ usus. Sama halnya dengan iskemia miokard, iskemia  ini juga disebabkan karena adanya gumpalan beku pada arteri atau penyempitan pembuluh darah oleh zat sisa seperli kolesterol, sehingga aliran darah terhambat. Faktor risiko yang dapat memperbesar risiko iskemia usus yaitu penumpukan zat sisa, masalah tekanan darah, penggunaan obat terlarang, permasalahan jantung, penggunaan obat terlarang, dan adanya penggumpalan darah. Terdapat dua jenis iskemia usus, yaitu iskemia usus akut dan iskemia usus kronis. Gejala yang terjadi pada iskemia usus akt adalah nyeri perut bagian bawah, keinginan yang mendadak untuk BAB, perut terasa lembek, mual, mutah, dan demam. Sedangkan gejala iskemia usus kronis adalah perut kram, nyeri perut semakin parah, diare, mual, dan perut kembung.

2.10.4 Akibat

Iskemia menjadi salah satu penyebab stroke. Ada dua kategori dasar gangguan sirkulasi yang menyebabkan stroke, yaitu iskemia-infark dan perdarahan intrakranium, yang masing – masing menyebabkan 80% - 85% dan 15% - 20%dari semua kasus stroke (Price & Wilson, 2003). Penyakit serebrovaskular iskemik dibagi menjadi dua katagori besar: oklusi trombotik dan oklusi embolik.

Akibat terjadinya iskemia adalah :

  1. Suplai O2 dan energi berkurang

  2. Nekrosis akut

  3. Lisis sitoplasma

Mekanisme lisis sitoplasma akibat iskemia :

Iskemia menyebabkan hipoksia pada sel, karena terjadinya berkurangnya suplai O2 ke dalam sel menyebabkan pasokan ATP pun berkurang. Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai aktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk aktifitas transport aktif. transport aktif menggerakan pompa natrium memompa natrium dari intrasel ke luar sel, karena adanya penurunan sumber energi untuk menggerakan pompa natrium maka terjadi kelebihan ion natrium di dalam sel. Sebagai dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan air dari ekstrasel ke dalam intrasel sehingga terjadilah penumpukan cairan dalam sel/ oedem sel (pembengkakan seluler). Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat. Apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan menyebabkan sitoplasma pecah.

Akibat dari iskemia juga bergantung pada laju iskemia terjadi secara mendadak atau perlahan, sumbatan yang terjadi partial atau total, jenis yang terkena iskemia, dan ada tidaknya sistim kolateral. Apabila iskemia berlangsung secara perlahan, ringan dan terdapat kolateral maka akan menyebabkan perubahan yang degeneratif dan hilangnya sel-sel parenkim, yang digantikan oleh jaringan fibrosa atau lemak atau dapat kedua-duanya. Namun, apabila iskemia terjadi secara mendadak, berlangsung dalam waktu cukup lama dan tanpa adanya kolateral maka menimbulkan nekrosis. Dan apabila kolateralnya baik, maka sumbatan pada pembuluh darah tidak akan mengaggu jaringan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal