Langsung ke konten utama

Edema

 Edema adalah keadaan bertambahnya jumlah cairan di dalam ruang-ruang jaringan interstisial atau rongga tubuh (Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto, 2006). Edema dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaraya:

  • Bocornya cairan yang berlebihan dari pembuluh darah ke ruang ekstravaskuler.

  • Ketidakmampuan reabsorpsi cairan jaringan atau rongga serosa.

Ciri-ciri individu yang mengalami edema diantaranya:

  • Adanya pembengkakan yang menyeluruh dari jaringan yang terkena. Apabila edema terdapat subkutan maka jika kulit ditekan dengan jari akan meninggalkan bekas jari berbentuk cekung yang jelas disebut juga pitting.

  • Pada organ dalam dapat dilihat saat rontgen karena ada bentuk radio-opak (hitam putih foto rontgen) yang naik atau didengar melalui stetoskop sebagai krepitasi sewaktu inspirasi. Saat operasi dapat terlihat organ yang terkena edema akan membengkak. Apabila diiris maka akan keluar cairan jernih atau sedikit keruh.

Edema diklasifikasikan menjadi beberapa hal: 

  • Peradangan : akibat permeabilitas vaskuler yang naik

  • Venous : akibat tekanan intravena yang naik

  • Limfatik : akibat obstruksi saluran limfe

  • Hipoalbuminamik : akibat tekanan onkotik plasma yang turun

  1. Edema Radang

Merupakan bentuk radang akut. Ditandai juga dengan rasa nyeri dan warna kemerahan. Di jaringan akan ada permeabilitas vaskuler (terutama venula) yang naik akibat pemisahan sel endotel di bawah pengaruh mediator kimia. Cairan yang mengandung banyak protein keluar dari pembuluh darah yang permeabel, masuk ke dalam jaringan yang mengalami radang. Keuntungannya protein dalam cairan edema ikut dalam menyerang penyebab radang. Contoh: fibrinogen mengalami polimerasi membentuk jaringan fibrin yang akan membantu menutup bagian yang rusak. Atau imunoglobin dan komplemen khas menghancurkan bakteri atau menetralisir toksin.

  1. Edema Vena

Dihasilkan dari dari naiknya tekanan intervena, karena tekanan ini berlawanan dengan tekanan osmotik plasma, yang sebagian besar akibat adanya albumin yang menaik cairan kembali ke dalam sirkulasi pada akhir vena dari anyaman kapiler. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kegagalan jantung atau tidak baiknya aliran darah akibat obstuksi vena oleh trombus atau kompresi dari luar. Biasanya ditemukan di kaki atau bagian tubuh yang bebas lainnya.

  1. Edema Limfatik

Sebagian cairan meninggalkan anyaman kapiler dan masuk ke dalam saluran limfatik di dekatnya dan kembali ke dalam sirkulasi melalui duktus toraksikus. Apabila saluran limfatik mengalami bendungan, cairan akan tetap tinggal di dalam jaringan dan terjadilah edema. Edema limfatik dapat sidebabkan oleh bendungan aliran limfatik karena parasit filaria (biasanya di kaki/elephantiasis atau skrotum dan hebat) atau metatasis tumor (mengakibatkan malabsorpsi lemak dan bahan yang larut dalam lemak) atau sebagai komplikasi pembedahan pembuangan kelenjar limfe.

  1. Edema Hipoalbuminamik

Konsentrasi albumin plasma yang rendah mengakibatkan terjadinya edema karena berkurangnya tekanan osmotik plasma. Cairan tidak dapat ditarik kembali ke dalam akhir vena dari anyaman kapiler dan ini tetap ada dalam jaringan. Penyebabnya dapat karena malnutrisi protein (seperti pada kwashiorkor), kegagalan hati (berkurangnya sintesis albumin), sindroma nefrotik (kehilangan albumin berlebihan dalam urin) dan protein-losing enteropati (berbagai penyakit yang bertanggung jawab).


  1. Sifat Edema

  • Lokal (misal akibat obstruksi pembuluh vena atau limfe terisolasi)

  • Sistemik (misal pada gagal jantung) – jika berat: anasarka

  1. Kategori patofisiologi edema:

  • Edema noninflamasi (yg menghasilkan transudat rendah protein)

  • Edema inflamasi (yg menghasilkan eksudat tinggi protein)

  1. Morfologi

  • Edema subkutan : bersifat difus (terjadi ketika terdapat tekanan hidrostatik yang paling tinggi) seperti jika dipengaruhi oleh berat jenis, dinamakan edema dependen yang menjadi ciri khas gagal jantung kongestif.

  • Edema pada organ padat: mengakibatkan peningkatan ukuran dan berat organ; secara histologis hanya terlihat pemisahan unsur-unsur parenkim.

  1. Edema paru : ciri khas kegagalan ventrikel kiri, paru-paru yang terkena edema memiliki berat dua hingga tiga kali lebih berat dari yang normal. 

  2. Edema otak :  terlokasi di tempat jelas (misal pada abses atau neoplasma) atau generalisasi (misal pada endefalitis, krisis hipertensi atau obstruksi aliran keluar darah vena). Jika menyeluruh, otak dapat terlihat membengkak dengan menyempitnya sulkus dan distensi gyrus yang menjadi rata karena tertekan pada tulang tengkorak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal