Langsung ke konten utama

Tipe Sel dan Kapasitas Regenerasinya

 Jaringan dan organ tubuh dapat rusak akibat terpotong, luka atau terbakar. Perbaikan jaringan yang mengalami jejas atau mati sangat penting bagi kelangsungan hidup. Terlebih penting ialah kemampuan sel untuk membelah diri dengan maksud untuk mengganti semua yang hilang. Ketika terjadi kerusakan jaringan dan organ, tubuh berupaya memulihkan kembali struktur serta fungsi jaringan dan organ tersebut menjadi normal dengan cara:

  1. Membuang sel yang sangat rusak sehingga tidak dapat berfungsi kembali,

  2. Menggantinya dengan sel yang baru.

Pembuangan sel-sel yang rusak dilakukan oleh makrofag dan sel fagosit lain, yaitu sel yang berfungsi untuk menyerap sel mati atau rusak dan partikel kecil benda asing ke dalamnya dan menghancurkan sel atau partikel tersebut. Pengganti sel tua oleh sel baru bergantung pada sel khusus pada jaringan dapat membelah menjadi sel fungsional yang baru atau tidak. Sel-sel dibagi menjadi:

  1. Sel labil, yaitu sel yang terus-menerus membelah. Sel labil memiliki kemampuan yang baik untuk regenerasi dan menggantikan sel-sel yang rusak (misalnya, sel-sel epitel permukaan dan sel-sel hematopoisis sumsum tulang). Biasanya, sel-sel matur merasal dari sel-sel induk dengan kemampuan yang tidak terbatas untuk beregenerasi dan dengan kemampuan yang beragam untuk berdiferensiasi.

  2. Sel inaktif (stabil), sel-sel ini normalnya terlibat dalam proses replikasi tingkat-rendah tetapi mampu melakukan pembelahan cepat ketika merespons rangsangan (membelah pada rangsangan yang kuat). Misalnya, sel-sel hati, ginjal, fibroblas, otot polos, dan sel-sel endotel.

  3. Sel permanen, yaitu sel yang tidak membelah. Sel-sel ini tidak dapat melakukan pembelahan dalam kehidupan pascakelahiran. Misalnya, sel-sel neuron, otot skeletal, dan otot jantung.

Bila jaringan yang rusak tersusun oleh sel labil, dimungkinkan untuk terjadi penggantian sel yang berfungsi normal secara sempurna atau hampir sempurna. Bila tidak hal tersebut tidak mungkin terjadi, seperti pada sel stabil atau permanen, jaringan fibrosa akan terbentuk untuk menggantikan jaringan yang rusak tetapi tidak pernah dapat mengambil alih fungsi khusus yang dilakukan oleh sel yang rusak sebelumnya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal