Langsung ke konten utama

Tipe-Tipe Eksudat Radang

 Eksudat merupakan cairan radang ekstravaskuler dengan kadar protein yang tinggi. Eksudat menghasilkan rasa nyeri, panas, dan memungkinkan terjadi pembengkakan (Madara dan Denino, 2008). Eksudat tersusun dari plasma, sel darah dan produk fagosit. Cairan eksudat dipengaruhi oleh beratnya reaksi, penyebab dan lokasi lesi. Terdapat beberapa tipe eksudat menurut Jan Tambayong (2002) yaitu : 

  1. Serosa: merupakan cairan eksudat yang paling sederhana karena tidak memiliki sel dan kaya akan protein.

  2. Fibrinosa: merupakan eksudat yang kaya akan fibrin dan dapat menyebabkan perlekatan.

  3. Hemoragis: merupakan eksudat supuratif dengan sel darah merah.

  4. Purulen: merupakan eksudat yang mengandung nanah .

  5. Supuratif/purulenta: merupakan eksudat dengan nanah dan jaringan yang rusak.

  6. Abses: merupakan daerah bernanah dan biasanya terpusat dalam organ.

  7. Furunkel: merupakak abses dari kulit.

  8. Karbunkel: merupakan abses kulit yang cenderung menyebar.

  9. Selulitis: merupakan eksudat supuratif dengan penyebaran difus melalui jaringan.

  10. Serofibrinosa: merupakan eksudat serosa yang kaya akan fibrin.

  11. Fibrinopurulen: merupakan eksudat purulen yang kaya akan fibrin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal