Langsung ke konten utama

Trombosis

 Trombosis merupakan pembentukan massa abnormal dari kumpulan komponen darah di aliran darah. Massa abnormal disebut thrombus, kalau terlepas dari dinding pembuluh darah disebut embolus. Komposisinya bergantung kecepatan aliran darah ditempat ia dibentuk.

Berdasarkan lokasinya, akibat thrombosis dibagi menjadi 2 : 

  1. Trombosis Arteri menyebabkan  infark jantung, hemiparesis, claudication intermitten 

  2. Trombosis Vena  menyebabkan emboli paru

Berdasarkan komposisinya, thrombus dibagi menjadi : 

  1. White Thrombus : terdapat di arteri, terdiri dari trombosit, terdapat di aliran darah yang cepat, faktor terbesar peran dari kelainan didinding pem.darah. 

  2. Red Thrombus : di vena, terdiri dari fibrin dan eritrosit, terdapat di aliran darah yang statis, faktor terbersar stasis dan hiperkoagulabilitas. 

  3. Mixed Thrombus : Gabungan (1) dan (2)

Pada tahun 1845, Virchow mengungkapkan ada 3 faktor utama patofisiologis (triad of Virchow’s) yang saling berkaitan, yaitu Perubahan Aliran Darah, Kelainan Dinding Pembuluh Darah, dan Perubahan Daya Beku Darah. Lalu, ada Tahun 1875, Zahn -> adanya hubungan akumulasi trombosit pada arteri yang terluka menyebabkan Trombosis

Berikut perbedaan antara Trombosis Arteri dan Trombosis Vena


Trombosis Arteri

Trombosis Vena

Perubahan Aliran Darah

  1. Pada orifisium dan percabangan.

  2. Daya Hemodinamik menyebabkan kerusakan endotel

  3. Perubahan menimbulkan akumulasi za-zat yang dapat merusak dinding pembuluh darah

  1. Stasis pada vena di tungkai yang mengalami immobilisasi -> terganggu mekanisme pembersih sehingga menimbulkan akumulasi faktor-faktor pembekuan aktif

  2. Viskositas Darah

Perubahan Daya Beku Darah

Akibat banyaknya produksi trombosit

akibat gabungan antara stasis dan aktivasi ringan sistem pembekuan darah ( masuknya tromboplastin jaringan ke darah, seperti pada operasi, trauma)

Peranan Pembuluh Darah


  1. Diakibatkan kelainan dinding pembuluh darah

  2. Dimulai dari cedera kecil kroni pada endotel vaskuler diikuti interasi lipid, sel endotel, monosit, trombosit, limfosit, dan sel otot polos

  3. Cedera ditandai disfungsi endotel karena stres oksidatif

  4. Aterogenesis

  1. Terjadi biasa pada trombosis vena femoralis pasca operasi -> kerusakan jaringan

  2. Akibat alat protese, penuruan tonus vena saat kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi. 


Faktor Resiko

  • Hipertensi

  • Hiperkolesterolemia

  • Hiperlipoproteinemia

  • Kebiasaan Merokok

  • Diabetes Miletus

  • APS (Antphospholipid Syndrome)

  • Hiperhomosisteinemia

  • Lipoprotein a

  • Trombositosis

  • Polisitemia

  • Immobilisasi

  • Operasi

  • Trauma Jaringan Luas

  • Keganasan

  • Kehamilan

  • Pil Kontrasepsi

  • APS

  • Aktivasi resistensi protein C

  • Defisiensi Antitrombin, Protein C, Protein S, F XII

  • Struktur molekul Plasminogen Abnormal

  • Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya