Langsung ke konten utama

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6

Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim (teamwork)
Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama.
Kolaborasi adalah suatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya komunikasi yang jelas dan teratur. Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran.
Kerjasama Tim (teamwork) adalah interaksi atau hubungan dari dua atau lebih profesional kesehatan yang bekerja saling bergantung untuk memberikan perawatan untuk pasien (Canadian Health Services Research Foundation, 2006). Tujuan dari kerjasama ini untuk memberikan perawatan kepada pasien, berbagi informasi untuk mengambil keputusan bersama, dan mengetahui waktu yang optimal untuk melakukan kerjasama dalam perawatan pasien.

Komponen yang Dibutuhkan untuk Tercapainya Suatu Kerjasama Tim yang Efektif
            Menurut O’Daniel, komponen kerjasama tim yang efektif, yaitu komunikasi terbuka, lingkungan yang leluasa, memiliki tujuan yang jelas, peran dan tugas yang jelas bagi angota-anggota tim, saling menghormati, berbagi tanggung jawab demi kesuksesan tim, keseimbangan patisipasi setiap anggota dalam mengemban tugas, pengakuan dan pengolahan konflik, spesifikasi yang jelas mengenai wewenang dan akuntabilitas, mengetahui secara jelas prosedur pengambilan keputusan, berkomunikasi dan berbagi informasi secara teratur dan rutin, lingkungan yang mendukung (termasuk akses ke sumber daya yang dibutuhkan), dan mekanisme untuk mengevaluasi hasil dan menyesuaikan sesuai peraturan yang berlaku.

Pengertian Kolaborasi Tim Kesehatan
Kolaborasi tim kesehatan adalah hubungan kerja yang memiliki tanggung jawab bersama dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam pemberian (penyediaan) asuhan pasien (ANA, 1992 dalam Kozier, Fundamental Keperawatan). Kolaborasi kesehatan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperkuat hubungan diantara profesi kesehatan yang berbeda.  Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari berbagai profesi kesehatan seperti dokter, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang kesehatan, dan pekerja sosial. Tujuan utama dari kolaborasi tim kesehatan adalah memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di waktu yang tepat, serta di tempat yang tepat.
Elemen penting dalam kolaborasi tim kesehatan yaitu keterampilan komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, dan proses pembuatan keputusan (Kozier, 2010). Konsep kolaborasi tim kesehatan itu sendiri merupakan konsep hubungan kerjasama yang kompleks dan membutuhkan pertukaran pengetahuan yang berorientasi pada pelayanan kesehatan untuk pasien.
Model-model/ Jenis Kolaborasi Tim Kesehatan
Berikut merupakan bentuk/jenis kolaborasi tim kesehatan, diantaranya:
1.      Fully Integrated Major
Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim memiliki tanggung jawab dan kontribusi yang sama untuk tujuan yang sama.
2.      Partially Integrated Major
Bentuk kolaborasi yang setiap anggota dari tim memiliki tanggung jawab yang berbeda tetapi tetap memiliki tujuan bersama
3.      Joint Program Office
Bentuk kolaborasi yang tidak memiliki tujuan bersama tetapi memiliki hubungan pekerjaan yang menguntungkan bila dikerjakan bersama.
4.      Joint Partnership with Affiliated Programming
Kerja sama untuk memberikan jasa dan umumnya tidak mencari keuntungan antara satu dan lainnya.
5.      Joint Partnership for Issue Advocacy
Bentuk kolaborasi yang memiliki misi jangka panjang tapi dengan tujuan jangka pendek, namun tidak harus membentuk tim yang baru.
Menurut Family Health Teams (2005), terdapat 12 jenis kolaborasi tim, yaitu perawatan reproduktif primer (misalnya, pre-natal, kebidanan, pasca persalinan, dan perawatan bayi baru lahir); perawatan kesehatan mental primer, perawatan paliatif primer; in-home/fasilitas penggunaan yang mendukung pelayanan; pelayanan koordinasi/care navigation; pendidikan pasien dan pencegahan; pre-natal, kebidanan, pasca melahirkan, dan perawatan bayi baru lahir; program penanganan penyakit kronis – diabetes, penyakit jantung, obesitas, arthritis, asma, dan depresi; promosi kesehatan dan pencegahan penyakit; kesehatan ibu/anak; kesehatan kerja; kesehatan lansia; pengobatan kecanduan; pelayanan rehabilitas; dan pengasuhan.

Prinsip-prinsip Kolaborasi Tim Kesehatan
1.      Patient-centered Care
Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga merupakan pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya.
2.      Recognition of patient-physician relationship
Kepercayaan dan berperilaku sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama lain.
3.      Physician as the clinical leader
Pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus yang bersifat darurat.
4.      Mutual respect and trust
Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan kompetensinya masing-masing.
Pentingnya Kolaborasi Tim Kesehatan dan Patient Safety
Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim kesehatan, mempunyai tujuan yang sama yaitu sebuah keselamatan untuk pasien. Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini dapat meningkatkan performa di berbagai aspek yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Kolaborasi penting bagi terlaksananya patient safety, seperti:
1.      Pelayanan Kesehatan Tidak Mungkin Dilakukan oleh 1 Tenaga Medis
2.      Meningkatnya Kesadaran Pasien akan Kesehatan
3.      Dapat Mengevaluasi Kesalahan yang Pernah Dilakukan agar Tidak Terulang
4.      Dapat Meminimalisir Kesalahan
5.      Pasien akan Dapat Berdiskusi dan Berkomunikasi dengan Baik untuk Dapat Menyampaikan Keinginannya

Manfaat Kolaborasi Tim Kesehatan
Manfaat dari kolaborasi tim kesehatan, yaitu
1.      Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang berbeda dapat terintegrasikan sehingga terbentuk tim yang fungsional
2.      Kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah penawaran pelayanan meningkat sehingga masyarakat mudah menjangkau pelayanan kesehatan
3.      Bagi tim medis dapat saling berbagi pengetahuan dari profesi kesehatan lainnya dan menciptakan kerjasama tim yang kompak
4.      Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan manggabungkan keahlian unik profesional
5.      Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi sumber daya
6.      Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja
7.      Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan
8.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan
9.      Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama
10.  Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

Cara Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan yang Efektif
Membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan sangat diperlukan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan optimal. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yaitu :
1.    Pastikan semua anggota tim dapat bertemu secara berkala untuk mendiskusikan agenda kedepan.
2.    Pastikan semua tim kesehatan terlibat dalam setiap rencana.
3.    Saling mengenal antar anggota tim agar dapat berkontribusi dengan baik.
4.    Komunikasi harus terjalin dengan baik dan rutin dilakukan.
5.    Saling percaya, mendukung, dan menghormati.
6.    Melakukan evaluasi secara berkala untuk memperbaiki keadaan dimasa yang akan datang.
7.    Menghargai setiap pendapat dan kontribusi semua anggota tim.

Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia dan Subsistem Upaya Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia ialah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945
Dalam system pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat.Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan.Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu, primary health care, (pelayanan kesehatan tingkat pertama),secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat kedua), dan tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat ketiga).
·         Primary Health Care (Pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh Dokter Umum (Tenaga Medis), Perawat Mantri (Tenaga Paramedis).Pelayanan primer ini merupakan pelayanan yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau kecelakaan. Contohnya: Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
·         Secondary Health Care (Pelayanan kesehatan tingkat kedua)
Pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas.Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter Spesialis dan Dokter Subspesialis terbatas.Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
·         Tertiary Health Care (Pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Pelayanan Kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter Subspesialis dan Dokter Subspesialis Luas. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Contoh kolaborasi tim kesehatan pada tingkat primer atau strata satu adalah kolaborasi tim kesehatan pada sebuah PUSKESMAS yang terdiri atas dokter umum, dokter gigi, perawat, dan bidan. Suatu ketika saat ada seorang pasien yang akan melahirkan, terdapat kolaborasi tim kesehatan antara bidan dan perawat dalam menangani kasus tersebut.














                                    



Daftar Pustaka
Achadi,Anhari. (2009). Sekilas tentang Sistem Kesehatan Indonesia. Tersedia pada :             https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2012/04/sik2_skn.pdf [Accessed 14 Feb 2015]
Borril C, West M. 2001.How good is your team? A  guide for team members.
Canadian Health Service Research Foundation.2006. Teamwork in Healthcare: Promoting Effective Teamwork in Healthcare in Canada.
Canadian Medical Association. 2007. Putting patient first: patient-centered collaborative care, a discussion paper.
Family Health Teams. 2005. Guide to Collaborative Team Practice. Canada: Ontario.
Kbbi.web.id. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - definisi kata kolaborasi. [Online] Available from: http://kbbi.web.id/kolaborasi [Accessed 15 Feb 2015].
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2010). Buka Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,      Proses, dan Praktik. Edisi 7. Jakarta: EGC
O’Daniel M, Rosenstein AH.Professional Communication and Team Collaboration. In: Patient safey and quality: a handbook guide for nurses. pg.3-5

Pajak.go.id. Kolaborasi | Direktorat Jenderal Pajak. [Online] Available from: http://www.pajak.go.id/content/article/kolaborasi [Accessed 15 Feb 2015].

The Colaboration Prize. Models of Colaboration: Nonprovit Organization Working Together.
World Health Organization. 2009. Patient safety curriculum guide for medical schools. France: WHO Press.
Ppjk.depkes.go.id. 2014. Pemberi Pelayanan Kesehatan JPKM. [online] Available at: http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=47&Itemid=68 [Accessed: 15 Feb 2015].

Mhs.blog.ui.ac.id. 2014. Bentuk-bentuk Pelayanan Kesehatan. [online] Available at: http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2011/12/27/bentuk-bentuk-pelayanan-kesehatan/ [Accessed: 15 Feb 2015].

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal