Langsung ke konten utama

Bakteri

 

  1. Bakteri

Bakteri merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Bakteri merupakan organ multiseluler yang memiliki bentuk tubuh bervariasi dan hidup sebagai parasit. Mekanisme infeksi bakteri meliputi :

  1. Pili adhesi, pili dari bakteri menempel pada permukaan sel menyebabkan bakteri melekat erat dan mempengaruhi tempat tersebut. Pili tersebut menempel pada sel inang maka selanjutnya bakteri akan mengeluarkan toksin berupa eksotoksin, endotoksin, dan agresin

  2. Eksotoksin, enzim yang dikeluarkan bakteri memiliki efek lokal maupun jauh. Gen yang secara langsung menyebabkan sintesis eksotoksin biasanya merupakan bagian intrinsik dari genome bakteri. Dalam beberapa keadaan, bakteri memerlukan gen dalam bentuk plasmid, merupakan bagian lengkung DNA yang dapat membawa informasi genetik dari satu bakteri ke bakteri lainnya. Ini merupakan mekanisme dimana bakteri dapat menjadi resisten terhadap antibiotika.

  3. Endotoksin, lopopolisakarid dari dinding sel bakteri gram negatif (misalnya Escherichia coli). Toksin ini dikeluarkan pada waktu bakteri mati. Paling poten, yaitu lipid A, aktivator yang kuat dari:

  1.  complement cascade: yang menyebabkan kerusakan pada infeksi.

  2.  coagulation cascade: yang menyebabkan koagulasi intravaskular yang luas.

  3.  interleukinI (IL-1) dilepaskan oleh leukosit dan menyebabkan demam.

  1. Agresin, enzim bakterial yang mengakibatkan efek lokal berupa perubahan kondisi jaringan sehingga organisme mudah tumbuh dan menyebar. Agresin menghambat atau berlawanan dengan resistensi tubuh penderita. Akibat yang tidak diinginkan dari respons imun ialah bakteri secara tidak langsung dapat merusak jaringan melalui respons imun yang merugikan penderita melalui tiga cara:

    1. Ikatan kompleks imun, terjadinya ikatan antigen dari bakteri dengan antibodi penderita yang membentuk ikatan kompleks imun dalam darah. Kompleks imun dapat tersangkut pada dinding pembuluh darah yang bila letaknya pada glomerulus ginjal akan menyebabkan glomerulonefritis. Bila pada kapiler daerah kulit akan menyebabkan kutaneus vaskulitis

    2. Reaksi silang imun (immune cross-reaction), Akibatnya antibodi dari respons pertahanan tubuh akan mengadakan reaksi silang dengan antigen yang dikandung jaringan normal. Contoh, pada keadaan demam rematik.

    3. Imunitas sel perantara (cell mediated immunity), Dengan kehadiran respons imun penderita, apabila organisme meningkatkan serangannya, akan merangsang reaksi penghancuran jaringan dengan hebat. Contoh, penyakit tuberkulosis akibat mycobacterium tuberkulosis yang membentuk banyak granulasi kecil di paru. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya