Langsung ke konten utama

Sikap sebagai Warga Negara dan Warga Global Berdasarkan Pancasila


            Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila oleh sebagian orang dianggap universal. Artinya dapat berlaku atau hadir di semua masyarakat di dunia. Jika asumsi ini digunakan, nilai Pancasila juga dapat diacu oleh warga dunia pula. Setidaknya, sebagai nilai yang mendasari tingkah laku warga Indonesia, tingkah lakunya juga selaras dengan warga dunia.
Sila pertama yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa”. Sebagai warga negara, sila ini menekankan pada perintah-Nya sesuai dengan keyakinan individu dan tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain. Nilai ini juga mendasari tingkah laku umat beragama tertentu pada umat agama lainnya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah kehidupan masing-masing agama bukan urusan yang dapat dicampuri oleh agama lain. Sebagai warga global nilai pancasila mendasari corak kehidupan interaksi umat beragama Indonesia. Warga Indonesia menjadi aksi yang toleran dan tidak di nafikan karena Indonesia secara pasti menjadi tempat perlintasan beragam kebudayaan. Masyarakat Indonesia berkontribusi dalam memakai agama-agama yang hadir di Indonesia. Kontribusi ini penting bagi masyarakat dunia, sehingga dapat menjadi model dari toleransi antar-umat beragama di dunia.
            Sila kedua yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sebagai warga negara, Nilai sila kedua ini dilakukan, misalnya, dengan tidak membeda-bedakan perlakuan ras atau warna kulit. Sebagai contoh lain adalah Indonesia tidak membedakan hak suara dalam pemilu, pada kelompok perempuan atau kelompok etnis tertentu sejak merdeka hingga sekarang. Sebagai warga global penerapan nilai sila ini kita dapat memulainya untuk tidak melakukan pembedaan-pembedaan yang didasari prasangka. Contohnya adalah perlindungan terhadap anak yang memiliki kewarganegaraan ganda tetap mendapatkan perlakuan dan perlindungan sesuai hak-hak dasar kewarganegaraan.
            Sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”. Sebagai warga negara, upaya untuk mewujudkan nilai ketiga dapat dikatakan cukup mudah. Menjadi warga negara yang berbahasa Indonesia adalah salah satunya. Penggunaan bahasa Indonesia dilakukan dalam konteks keseharian di dalam lingkungan akademis dan pada akhirnya menunjang rasa kesatuan sebagai warga negara Indonesia. Sebagai warga global, Indonesia berperan menjadi bagian dari kegiatan ekonomi dunia yang berorientasi nasional. Nilai ketiga ini menekankan pada cinta tanah air perlu diangkat kembali untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
            Sila keempat yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan”. Sebagai warga negara dan secara khusus menjadi warga di tempat kita berinteraksi sosial dapat menjadi ajang mengekspresikan nilai keempat ini. Bagi masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, pemilihan ketua RT yang demokratis, tanpa adanya pemaksaan kehendak dari pihak lain dapat menjadi ekspresi nilai sila keempat. Ketua RT terpilih melakukan pengambilan keputusan-keputusan yang mengacu pada kepentingan bersama, seperti keamanan dan kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Hal ini dilakukan agar langkah yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara individu sebagai keputusan bersama. Nilai keempat inilah yang mendasari kita sebagai warga negara dapat memahami keputusan yang diambil pemimpin untuk kemaslahatan bersama. Dengan ini, maka akan mengurangi potensi konflik yang didasari atas ketidakpuasan dalam berpendapat dan oposisional terhadap langkah yang diambil pemimpin. Penerapan nilai keempat dalam kehidupan global terlihat dalam kebijakan dan tingkah laku. Indonesia sebagai anggota dan ketua ASEAN tahun 2011, Indonesia mengambil posisi tidak mengucilkan Myanmar, dan tidak mengikuti negara-negara barat yang mengembargo Myanmar. Indonesia memahami cara tersebut tidak populer di negara barat, tetapi diplomasi ala Indonesia mampu membuat Myanmar mengambil kebijakan-kebijakan dalam dan luar negeri yang cenderung terbuka dan dapat diterima masyarakat Internasional.
            Sila kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sebagai warga negara nilai sila kelima ini hanya dimaknai sebagai nilai sosial semata, tetapi dalam penjabarannya dimungkinkan peningkatan kualitas manusia Indonesia berdasar nilai ini. Peningkatan kreativitas diri yang menjadikan kehidupan masyarakat menuju yang lebih baik saat ini sangat dibutuhkan. Sebagai warga global, Indonesia berkontribusi untuk masalah pembangunan dunia yang berkeadilan sosial semestinya dapat dilakukan dengan kemampuan dasar ekonomi kerakyatan Indonesia, salah satunya adalah koperasi. Koperasi sebagai pengejawantahan pembangunan ekonomi memiliki wajah sosial dapat menjadi solusi bagi pola pembangunan negara-negara dunia ketiga yang jumlahnya lebih banyak daripada negara maju.
            Hal yang terpenting dari Pancasila adalah upaya kita mencoba menerapkannya dalam kehidupan. Ketika nilai tidak menjadi rujukan tingkah laku, perlahan nilai akan memudar dan hilang. Kondisi ini beranalogi ketika Pancasila tidak menjadi acuan perilaku, nilai Pancasila akan tergantikan oleh nilai lain atau bahkan hilang. Hilangnya Pancasila memudarkan pula semangat ikatan nasional sebagai bangsa Indonesia, yang dapat berujung pada rubuhnya rumah nusantara, yakni Indonesia.

Daftar Pustaka
Dewi, R. Ismala. Dkk. 2013. Buku Ajar III: Bangsa, Negara, dan Pancasila. Depok:
Universitas Indonesia
Kaelan, M. S. 2002. Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi. Yogyakarta: Paradigma.
Kusuma, RMAB. 2010. Konsistensi Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Negara. Dalam
Konsistensi Nilai-nilai Pancasila dalam UUD 1945 dan Implementasinya.Yogyakarta: PSP-Press.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR ORGANISASI SEL

STRUKTUR SEL Sel memiliki 3 subdivisi utama      1.  Membran Plasma           Membran Plasma adalah suatu struktur membran yang sangat tipis yang membungkus setiap sel. Membran plasma memisahkan isi sel dari lingkungan sekitar. Membran Plasma menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada di dalam sel dan tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel. 2.  Nukleus Nukleus berfungsi mengatur sebagian besar aktivitas sel, pusat pengendali sel, dan mengendalikan fungsi metabolisme. Nukleus berisi bahan genetik sel, asam deoksiribonukleat (DNA), yang memiliki dua fungsi penting :                    (1) mengarahkan sintesis protein                    (2) berfungsi sebagai cetak biru genetik selama replikasi sel. 3. Sitoplasma Sitoplasma terdiri dari sitosol dan organel. Sitosol dibentuk suatu massa setengah cair seperti gel yang berisi anyaman protein yang dinamai sitoskeleton. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma: 1) Retikulum Endoplasma Retikulum

Kolaborasi dalam Tim Kesehatan

Oleh ___ 14065--- IPE-6 Pengertian Tim, Kolaborasi, dan Kerjasama Tim ( teamwork ) Tim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang yang membentuk suatu kelompok. Sebuah literatur organisasi mendefinisikan sebuah tim merupakan kumpulan individu yang saling ketergantungan pada tugas, tujuan, setelan, campuran profesi di tim (Canadian Health Services Research Foundation., 2006).  Dalam suatu tim, terdapat suatu hubungan kerjasama dari masing-masing anggota dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai suatu keberhasilan atau suatu tujuan yang telah diciptakan dan disetujui bersama. Kolaborasi adalah s uatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya

Komunikasi Interprofessional (Mitra Kerja) pada Pelayanan Kesehatan

Komunikasi d engan S ejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lain (Interprofessional Communication) Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan. Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan, serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.             Petugas kesehatan harus bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks. Menurut Endang Basuki, pasien sering merasa bingung karena dua dokter (pelayan kesehatan) yang menangani penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya.             Bentuk komunikasi dal