Lembar Tugas Mandiri
Komunikasi Kesehatan - 14
Komunikasi merupakan
aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam organisasi, tetapi
juga dalam kehidupan secara umum, begitu juga dalam duia kesehatan. Namun,
seringkali komunikasi tidak berjalan dengan baik karena adanya suatu hambatan. Hambatan
atau gangguan berkomunikasi adalah pengaruh dari “dalam” maupun dari “luar”
individu atau lingkungan yang “merusak” aliran atau isi pesan yang dikirimkan
atau yang diterima. Berikut adalah hambatan-hambatan komunikasi perspektif
pasien menurut Schiavo (2007), yaitu:
1.
Hambatan Tingkat Pengetahuan
Kesehatan dan Pendidikan
Kesenjangan tingkat pengetahuan yang terjadi antar
masyarakat merupakan dampak yang ditimbulkan dari pendidikan yang belum merata,
sehingga dalam menyampaikan suatu informasi dan menerimanya tidak dapat
dipahami secara menyeluruh di kalangan masyarakat. Maka, akibat adanya
keterbatasan pemahaman komunikasi mengakibatkan informasi yang didapat tidak
sesuai.
2.
Hambatan Bahasa
Hambatan ini
berupa perbedaan bahasa, perbedaan penerapan tata bahasa seperti semantic,
fonem, aksen, jargon, yang membuat komunikan dan komunikator memberi makna yang
berlainan atas pesan. Hambatan ini sering ditemukan pada komunikan dan
komunikator yang menggunakan bahasa berbeda. Konsep atau istilah yang berbeda
menyebabkan sulitnya pemahaman atas informasi.
3.
Hambatan Budaya dan Etnik
Seseorang
harus bisa menyesuaikan bagamana harus bergaul dan berkomunikasi dalam suasana
keberagaman. Menurut Effendi O. U (2002), komunikasi akan berjalan lancer jika
suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan secara tuntas,
yaitu diterima dalam pengertian received atau
secara indrawi dan dalam pengertian accepted
atau secara rohani. Hal inilah yang mengharuskan seorang komunikator
terlebih dahulu mengenal siapa komunikannya. Mengenal dalam
konteks ini bukan dimaksudkan pada siapa nama orang tersebut melainkan mengenal
asal dan budaya sasaran kita, seperti baik dipandang dari sisi
keanekaragaman budaya, ras, norma, warna kulit,dan segabainya. Hal
ini sangat penting karena dengan mengenal dirinya, kita akan mengenal pula gaya
hidup dan norma kehidupannya.
4.
Hambatan Umur
Perkembangan
komunikasi saat masa bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi. Bayi sudah mulai
melakukan komunikasi non verbal misalnya dengan menangis. Dari menangis itulah
hambatan muncul yaitu kita tidak tahu apa yang diinginkan bayi tersebut, apakah
dia menginginkan sesuatu atau ada sesuatu yang menggangunya.
Perkembangan
komunikasi pada usia pra-sekolah, anak-anak akan mempunyai rasa ingin tahu yang
besar terhadap suatu hal. Misalnya saja, anak akan lebih suka bermain dari pada
makan. Dari sinilah hambatan muncul, orangtua akan merasa kelelahan mengurus
anaknya dan cenderung akan mengulang beberapa kali menasehati anaknya.
Perkembangan
pada usia remaja yaitu pola pikir yang sudah merasa bahwa dirinya sudah dewasa
dan tidak perlu diatur oleh orangtuanya lagi. Hambatan dalam komunikasinya
adalah remaja cenderung ingin menang sendiri dan tidak mau mendengar nasehat
orangtuanya.
Perkembangan
terakhir yaitu masa lansia. Pada masa ini fungsi organ-organ manusia menurun
yang dapat menghambat komunikasi. Contohnya, apabila organ telinga lansia
menurun fungsinya maka pendengarannya akan terganggu. Informasi yang dia dapat bisa
saja tidak terdengar sama sekali, sehingga hal ini dapat menghambat proses
komunikasi.
Daftar
Pustaka
Schiavo,
R. Health Communication: From Theory to Practice (2007) p.111
Berry,
Dianne. Health Communication. 2007. England: Open University Press
Liliweri,
Alo.2004.Wacana Komunikasi organisasi. Bandung: PT. Mandar Maju
Komunikasi
Organisasi. 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28808/4/Chapter%20II.pdf
[Accessed: 15 Feb 2015]
Komentar
Posting Komentar